Kamis, 25 Agustus 2016

The Internet Of Things

Connecting People

Masih ingat slogan di atas? Yup, itu adalah slogan Nokia. Salah satu perusahaan produsen telepon genggam yang fenomenal pada masanya.

Nokia 3310, the unbreakable phone ;p
Connecting People, merupakan sebuah slogan yang menggambarkan apa yang terjadi saat ini. Tak dapat dipungkiri, teknologi telepon dan smartphone merupakan teknologi yang paling cepat penetrasinya karena dibutuhkan oleh siapa saja. Penyatuan teknologi internet dan telepon membuat komunikasi tidak hanya dapat dilakukan melalui suara, namun juga panggilan video. Setiap orang saling terhubung. Ditambah dengan menjamurnya aplikasi messaging seperti whatssap, line, bbm, telegram dan lain-lain. Pilihan komunikasi saat ini sangat beragam, dari komunikasi antar individu bahkan komunikasi komunal sekalipun. Era ini adalah era komunikasi.

But the technology can become obsolete. Teknologi selalu berubah dan berkembang. Saat inovasi smartphone sudah mulai jenuh, penelitian lanjutan terus dikembangkan. Maka saat ini muncullah satu teknologi baru yang tidak hanya menghubungkan antar orang, namun antar perangkat. Teknologi inilah yang dinamakan The Internet of Things. Meminjam slogan Nokia, teknologi baru ini bisa kita katakan Connecting the Things, menghubungkan apa saja.

Internet of Things (IoT) memungkinkan setiap perangkat terhubung satu sama lain. IoT merupakan pengembangan lebih lanjut dari teknologi Machine-to-Machine (M2M) yang menghubungkan antar mesin. IoT menghubungkan semua perangkat ke dalam sebuah jaringan internet. Apa yang dimaksud dengan perangkat atau things dalam IoT ini? Ada banyak sekali kalau kita contohkan, namun beberapa komponen yang hampir selalu ada dalam perangkat ini, yaitu sensor dan actuators. Sensor adalah perangkat pendeteksi atau kalau kita umpamakan dalam istilah organ tubuh manusia adalah indera. Sedangkan actuators adalah komponen yang bertanggung jawab dalam menggerakkan atau mengontrol sebuah perangkat.


Internet of Things
image credit : IoT

Di masa depan, jika teknologi ini berhasil digunakan secara massive, bukan tidak mungkin semua perangkat teknologi yang kita punya akan saling berkomunikasi secara otonom. Kita hanya perlu duduk manis, semua akan terjadi dengan sendirinya. Duduk di dalam mobil, mobilnya menyetir sendiri sesuai tujuan yang kita inginkan, tak ada lagi tabrakan karena antar mobil saling berkomunikasi. Sampai di rumah, pintu garasi akan terbuka sendiri saat mendeteksi ada mobil dan wajah kita di depan pintu. Masuk rumah, lampu akan nyala sendiri, musik dimainkan sesuai mood kita saat itu, oven memanggang sendiri, kulkas akan otomatis memesan lewat internet makanan yang sudah hampir habis persediaannya, shower hidup sendiri saat kita dibawahnya, sampai di kasur, lampu otomatis akan meredup sendiri dan perangkat kamera cctv otomatis akan menjaga rumah. Paginya saat kita bangun sudah dimanjakan dengan musik dan layar jendela menampilkan pemandangan yang bikin kita semangat. Semuanya otomatis. Kalau ada gangguan di lambung, smartphone otomatis menganalisnyanya lewat perangkat yang terhubung ke tubuh kita. Saat ada apa-apa panggilan darurat otomatis dilakukan. Semua ini terlihat seperti fiksi ilmiah beberapa tahun yang lalu, namun sekarang hal ini mungkin untuk dilakukan.

Era IoT ini menawarkan kesempatan riset dan peluang bisnis yang sangat luas. Meski begitu perlu beberapa penyesuaian agar teknologi yang dihasilkan ini sesuai dengan penerimaan masyarakat. Karena sudah seringkali terjadi, teknologi yang terlalu canggih pada masanya, akan pudar sendiri jika masyarakat belum siap menerima.

Popular Posts